Pada umumnya dibedakan dua macam panggilan: panggilan
Injil, dan panggilan efektif, yang akan dibahas di bawah ini. Panggilan Injil
berarti bahwa semua orang yang mendengar Injil sungguh-sungguh dipanggil untuk
menjadi percaya kepada Kristus. Panggilan efektif berarti bahwa panggilan Injil
itu hanya menjadi efektif atau hanya berhasil dalam kehidupan orang-orang
pilihan.
Menurut Berkhof panggilan secara umum, atau panggilan realis
adalah panggilan yang datang kepada manusia melalui
penyataan umum (yaitu penciptaan, pemeliharaan dan pemerintahan dunia ini). Allah menciptakan
alam semesta dengan firman-Nya (Kej. 1, Mzm.33:6,9), dan Allah berfirman oleh
penciptaan-Nya (Mzm. 8:2,10; 19:2-7; 29:3-9; 147:15). Allah juga berfirman
dalam sejarah (Kis.14:16,17; 17:26), dan melalui lingkungan dimana mereka
tinggal, melalui pengalaman hidup mereka (Rom. 1:19-21; 2:14,15). Panggilan ini
tidak membawa kepada keselamatan. Akan tetapi ada hubungan erat antara
penciptaan dan kelepasan. Pemeliharaan Allah justru menghubungkan penciptaan
dengan kelepasan itu. Allah yang satu-satunya yang menyatakan diri kepada semua
orang dalam penyataan umum, juga menyatakan diri dalam penyataan khusus sebagai
Allah yang penuh anugerah.
Sarana PanggilanPanggilan Efektif yaitu panggilan Injil.
Panggilan Injil adalah penawaran keselamatan dalam Kristus kepada orang-orang,
yang dibarengi dengan undangan untuk menerima Kristus dalam pertobatan dan
iman, agar mereka boleh menerima pengampunan atas dosa-dosa dan kehidupan
kekal. Dalam hal ini semua orang harus mendengar Injil.
Panggilan Injil ini berarti: semua
orang harus mendengar Injil. Injil Yesus Kristus harus diberitakan kepada
semua orang, bukan kepada sejumlah orang tertentu. Panggilan ini sesuai dengan Matius Mat.28:19.
Harus dipahami bahwa walaupun Allah telah memilih sejumlah
besar dari umat manusia untuk diselamatkan, dan sejumlah lain dilewati (hal itu
disebut reprobasi atau penolakan), namun pemberitaan Injil tidak boleh dibatasi
kepada sejumlah orang tertentu.
Dalam pemberitaan Injil semua pendengar diundang untuk
menerima Yesus
Panggilan
Injil bersifat umum atau universal, sehingga semua orang yang mendengar Injiol
sungguh-sungguh diundang untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Dua
nas yang sering disebut adalah Mat.22:1-14
dan Luk.14:16-24, yaitu perumpamaan
tentang perjamuan kawin (yang diperbedatkan adalah pertanyaan apakah kedua
perumpamaan ini merupakan dua versi dari satu perumpamaan, ataukah dua
perumpamaan yang berbeda-beda. Jelas bahwa perbedaan antara kedua perumpamaan ini
cukup besar).
Dalam kedua perumpamaan ini ada orang yang dipanggil atau
diundang untuk datang, tetapi mereka
menolak panggilan itu. Kelompok pertama ini menunjuk kepada orang Yahudi yang
menolak Yesus. Kelompok kedua yang diundang adalah orang-orang yang dianggap
rendah (orang-orang miskin, cacat, buta dan lumpuh, Luk.14:21; ‘semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan’, Mat.22:10). Kelompok ketiga (hanya disebutkan
dalam Lukas, Luk.14:23) melambangkan orang-orang bukan Yahudi yang akan
dijangkau oleh Injil kemudian (mereka berada di luar kota, sedangkan kelompok
kedua berada di dalam kota). Jelaslah bahwa semua
orang dipanggil (walaupun hanya sebagian meresponi panggilan itu).
Dalam Mat.11:28,
Yesus juga mengundang semua orang: ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’. Dan Paulus mengatakan
di atas Aeropagus: ‘maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di
mana-mana semua mereka harus bertobat’ (Kis.17:30).
Lihat juga Why.22:17.
Kalau kita memberitakan Injil, maka kita memberitakannya
kepada setiap orang yang kita jumpai. Dan kita betul-betul mempunyai keinginan
supaya semua orang yang mendengarkan Injil itu akan bertobat dan percaya kepada
Yesus, sehingga mereka diselamatkan. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah
Allah juga menginginkan hal itu?
Nas-nas yang berikut membuktikan bahwa Allah secara serius
dan bersungguh-sungguh menginginkan keselamatan semua orang yang mendengarkan
Injil: Yeh.18:23 dan Yeh.33:11: Allah tidak berkenan kepada
kematian orang fasik, tetapi kepada pertobatannya. Kata-kata ini disampaikan
kepada seluruh bangsa Yahudi, walaupun tidak semua orang Israel dipilih, lihat
Rm.9:6. Mat.23:37: ‘Yerusalem, Yerusalem,
... Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau’. Dari nas
ini menjadi jelas bahwa Yesus, Anak Allah (sehingga hal yang sama berlaku bagi
Allah sendiri), betul-betul menginginkan bahwa orang-orang Yahudi datang
kepada-Nya untuk diselamatkan. Keinginan Yesus yang sungguh-sungguh ini nyata
sekali, tetapi banyak orang tidak mau. 2
Pet.3:9: ‘Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, ... tetapi Ia sabar
terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat’. Kedatangan kembali Yesus tidak
dibatalkan, tetapi Allah panjang sabar terhadap manusia. ‘Allah tidak menginginkan siapapun binasa’. 2
Kor.5:20 menunjuk kepada hal yang sama: ‘Jadi kami ini adalah utusan-utusan
Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah’. Melalui
pelayanan Paulus dan pemberita-pemberita Injil yang lain, Allah mengundang
setiap orang untuk memberi dirinya didamaikan dengan Allah.
